Ukiyo-e Karya Seni Jepun

Half-length portrait of a beauty combing her hair -- Goyo, 1920

















Latar Belakang

Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (Karya seni Jepun) tidak akan cukup dengan melihat gambar atau lukisannya saja, tetapi harus mengetahui pula makna dari suatu penulisan kaligrafi yang tertulis pada ukiyo-e atau lukisan tersebut. Hal ini dikeranakan, penulisan kaligrafi tersebut bukanlah suatu penulisan yang biasa seperti membaca buku cerita, tetapi merupakan suatu penulisan haiku yang memiliki makna yang mendalam dan rumit. Haiku merupakan suatu puisi Jepun dengan perhitungan suku kata 5-7-5, dan haiku tersebut tidak akan dapat difahami hanya dengan mengetahui bahasa atau menterjemahkan setiap kata dalam haiku tersebut ke dalam bahasa yang kita dapat mengerti, tetapi harus memahami makna-makna yang terkandung pada setiap kata dalam haiku, kerana setiap kata dalam haiku memiliki sesuatu hubungan, alasan dan kerahsiaan seperti memecahkan suatu sandi.
Ukiyo-e dan Haiku

Penulis ingin menspesifisikkan analisis yang tertulis ukiyo-e ke dalam tema yang lebih khusus dikeranakan jumlah haiku-nya yang terlalu banyak sekitar lebih dari seribu haiku yang penulisannya di tulis dalam ukiyo-e dan juga kerana keterbasan waktu dalam pencarian sumber data, penulis memutuskan untuk menganalisis tiga haiku bertemakan khusus tentang burung yang tertulis pada ukiyo-e. Dalam analisis ini, menggunakan pula teori-teori analisis Calza pada buku Ukiyo-e sebagai data pendukung untuk memperkuat analisis penulis dalam menerjemahan penulisan kaligrafi haiku. Penulis memilih tema haiku khusus tentang burung, dikeranakan binatang ini merupakan salah satu bentuk objek yang paling sering digunakan  pada penulisan haiku kerana binatang ini memiliki cara kehidupan yang dapat dijadikan sebagai simbol akan suatu perasaaan atau emosi, dan penulis memiliki banyak sumber data mengenai erti simbolisme dalam jenis-jenis burung di Jepun.

Dengan alasan-alasan tersebut di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian skripsi dengan judul Analisis Makna Haiku Yang Tertulis dalam Ukiyo-e Khusus Bertemakan Burung (Analisis Makna Tiga Haiku)

1.1.1 Ukiyo-e
Menurut Nelson (2003: 552), pengertian dari Ukiyo-e tersebut didasari pada dua kata iaitu kata ukiyo (浮世) yang tertulis dalam kanji Jepun diertikan sebagai pandangan hidup sedangkan kata e dalam kanji (絵) diertikan sebagai lukisan atau gambar. Sehingga erti kata ukiyi-e dalam kanji  (浮世絵) adalah lukisan yang memberikan pandangan hidup.
Melihat hasil karya seni sejarah ukiyo-e berdasarkan pada buku “Ukiyo-e” karya Calza (2005), ukiyo-e memiliki enam tema secara umum iaitu:

1.)  Tema yang berhunungan dengan teater kabuki

Kabuki
2.) Tema yang berhubungan dengan tradisional kehidupan orang Jepun yang dilakukan pada masa lalu.
Tema tradisional - minum sake dengan geisha


Dalam tema Ukiyo-e juga boleh  berupa hal-hal yang keagamaan seperti kepercayaan dewa-dewa atau hantu.


3.) Tema yang berhubungan dengan makhluk alam.

Dalam tema Ukiyo-e ini, selain alam yang berupa haiwan juga boleh berupa  tanaman seperti bunga sakura, bunga matahari dan sebagainya.

4.) Tema yang berhubungan dengan pemandangan alam
Hara on the Tokaido, ukiyo-e - Hiroshige


冨嶽三十六景 甲州犬目峠 
Fuji from Inume (?) Pass
Artist: Katsushika Hokusai 1760–1849
Medium: Polychrome woodblock print; ink and color on paper
Dimensions: 14 1/4 x 9 1/4 in. (36.2 x 23.5 cm)
Classification: Prints

5.Tema yang berhubungan dengan kehiduapan kota
Naka-no-chô in the Yoshiwara - Utagawa Hiroshige

6.Tema tokoh wanita cantik dalam dunia nyata. Biasanya pada tema ukiyo-e ini digunakan untuk melukis artis cantik di Jepun seperti geisha.

Three Beauties of the Present Day - Utamaro 1793
Two Beauties with Bamboo - Utamaro, c. 1795


1.1.2 Sejarah Haiku Jepun

Haiku yang tertulis ke dalam kanji Jepun merupakan jenis puisi Jepun yang pertama kali dikenal sengan sebutan tanka (sebutan baru pada waka). Pasa zaman dahulu di Jepun, tanka tersebut digunakan untuk berbicara dengan dewa dalam rangka menyembah kekuasaan monarki. Sehingga tanka dengan perhitungan suku kata 5-7-5-7-7 (renga) ini, begitu popular dan berkembang di Jepun sejak abad ke sembilan sampai abad ke duabelas.

Asal mula dari haiku Jepun, bermula ketika masuknya kebudayaan Cina ke Jepun pada abad ke tujuh (Zaman Awal Heian). Dimana pada masa itu, penduduk di Jepun diutus untuk pergi ke Cina agar mendapat ajaran ilmu pengetahuan yang tinggi seperti penulisan huruf kanji dan puisi Cina. Puisi Cina tersebut adalah waka dan kanshi, yang menjadi dasar ilmu pengetahuan dalam tradisi puisi Jepun. Sehingga dari tradisi bentuk penulisan puisi Cina kuno waka dan kanshi tersebut, telah memberikan banyak idea-idea baru dalam bentuk penulisan puisi Jepun seperti renga, haiku atau senryu yang sangat terenal. Hingga kini, jenis penulisan bentuk haiku tersebut terus dikembangkan ke dalam bahasa asing seperti India, Inggeris dan Korea.

Kata haiku tersebut pertama kali ditemukan oleh penulis Jepun pada abad ke sembilan belas bernama Masaoka Shiki. Haiku yang merupakan kombinasi dari kata hokku denga tulisan kanji yang bererti syair pembuka dalam renga (5-7-5) dengan kata haikai dengan tulisan kanji yang bererti syair lanjutan setelah renga.

No comments: